Senyawa organohalogen digunakan secara meluas dalam
masyarkat medern. Sebagai pelarut, insektisida, dan bahan-
bahan dalam sintesis senyawa organik. Kebanyakan senyawa
organohalogen adalah sintetik. Senyawa organohalogen agak
jarang ditemukan dalam alam.
Banyak senyawa organohalogen bersifat racun(toxic) dan
harus digunakan dengan hati-hati. Misalnya pelarut-pelarut
karbon tetraklorida (CCl4) dan klorofom (CHCl3) mengakibatkan
kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Insektisida yang
mengandung halogen-halogen (seperti DDT) digunakan secara
meluas dalam pertanian ; namun penggunaan ini merosot
akhir-akhir ini karena efek yang merusak lingkungan. Di pihak
lain beberapa senyawa halogen tampaknya sangat aman dan
beberapa digunakan sebagai pematirasa hirupan. Contoh
anastetika ini adalah halotena (CF3CHBrCl) dan metoksi flurana
(CH3OCF2CHCl2).
Beberapa Tipe Senyawa Organohalogen Senyawa yang mengadung hanya karbon, hidrogen dan suatu atom halogen dapat dibagi menjadi tiga kategori :
Tata Nama dan Klasifikasi Alkil Halida Nama Iupac Nama Trivial Rumus Td, 0c Rapatan Pada 200C G/Ml klorometana metil klorida CH3Cl -24 gas diklorometana metilena klorida CH2Cl2 40 1,34 triklorometana klorofom CHCl3 61 1,49 tetraklorometana karbon tetraklorida CCl4 77 1,60 bromometana metil bromida CH3Br 5 gas iodometana metil iodida CH3I 43 2,28.
Alkil Halida Sekunder : (dua gugus alkil terikat pada karbon ujung ) CH3 CH3CH2CH---Br 2-bromobutana klorosiklopentana Alkil Halida Tersier ( tiga gugus alkil terikat pada ujung) 2-kloro-2metilpropana 1-bromo-1-metilsiklopentana .
a. Reaksi Subtitusi Atom karbon ujung satu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain apa saj yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi subtitusi- suatu reaksi dalam mana satu atom, ion atau gugus disubtitusikan unhtuk (mengantikan) atom, ion atau gugus lain. bromometana metanol
Dalam reaksi subtitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi (leving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion halida merupakan gugus pergi yang baik, karena ion-ion ini merupakan basanyang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan gugus pergi yang baik. ++ XR YYR X stronger base weaker base K > 1 Br F+ NaF + NaBr SB WB Br I + NaI + NaBr (s) WB SB acetone Gugus pergi merupakan basa lemah Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F L.G. baik Lebih reaktif L.G. buruk Kurang reaktif Reaksi umum : Contoh :: Basa kuat Basa lemah Basa kuat Basa lemah
b. Reaksi Eliminasi Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini sebuah kehilangan atom-atom atau ion-ion dari dalam strukturnya. Produk organik suatu reaksi eliminasi ini, unsur H dan X keluar dari dalam alkil halida ; oleh karena itu reaksi ini juga disebut reaksi dehidrohalogenasi, 1-bromo-1,1-dimethylethane 2-methylpropene
B. Reaksi SN1
Mekanisme SN1 dalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan antarakarbon
dengan gugus pergi putus.
C. Perbandingan
Mekanisme SN1 dan SN2

Permasalahannya :
Dari
uraian diatas jika kekuatan
nukleofil juga dapat mengubah mekanisme reaksi yang dilalui oleh reaksi SN. Jika nukleofilnya kuat maka mekanisme SN2 yang terjadi.
Bagaimana mengetahui apakah suatu nukleofil adalah kuat atau lemah?
Mohon bantuannya teman teman, terimakasih..
Beberapa Tipe Senyawa Organohalogen Senyawa yang mengadung hanya karbon, hidrogen dan suatu atom halogen dapat dibagi menjadi tiga kategori :
- Alkil Halida (RX) CH3I iodometana kloroetana
- Aril Halida (ArX) bromobenzena bifenil poliklor
- Halida Vinilik kloroetena
Tata Nama dan Klasifikasi Alkil Halida Nama Iupac Nama Trivial Rumus Td, 0c Rapatan Pada 200C G/Ml klorometana metil klorida CH3Cl -24 gas diklorometana metilena klorida CH2Cl2 40 1,34 triklorometana klorofom CHCl3 61 1,49 tetraklorometana karbon tetraklorida CCl4 77 1,60 bromometana metil bromida CH3Br 5 gas iodometana metil iodida CH3I 43 2,28.
Alkil Halida Sekunder : (dua gugus alkil terikat pada karbon ujung ) CH3 CH3CH2CH---Br 2-bromobutana klorosiklopentana Alkil Halida Tersier ( tiga gugus alkil terikat pada ujung) 2-kloro-2metilpropana 1-bromo-1-metilsiklopentana .
a. Reaksi Subtitusi Atom karbon ujung satu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain apa saj yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi subtitusi- suatu reaksi dalam mana satu atom, ion atau gugus disubtitusikan unhtuk (mengantikan) atom, ion atau gugus lain. bromometana metanol
Dalam reaksi subtitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi (leving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion halida merupakan gugus pergi yang baik, karena ion-ion ini merupakan basanyang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan gugus pergi yang baik. ++ XR YYR X stronger base weaker base K > 1 Br F+ NaF + NaBr SB WB Br I + NaI + NaBr (s) WB SB acetone Gugus pergi merupakan basa lemah Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F L.G. baik Lebih reaktif L.G. buruk Kurang reaktif Reaksi umum : Contoh :: Basa kuat Basa lemah Basa kuat Basa lemah
b. Reaksi Eliminasi Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini sebuah kehilangan atom-atom atau ion-ion dari dalam strukturnya. Produk organik suatu reaksi eliminasi ini, unsur H dan X keluar dari dalam alkil halida ; oleh karena itu reaksi ini juga disebut reaksi dehidrohalogenasi, 1-bromo-1,1-dimethylethane 2-methylpropene
Alkil Halida : (Rx substitusi dan eliminasi)
ALKIL
HALIDA
Alkil Halida: adalah senyawa-senyawa yang
mengandung halogen yang terikat pada atom karbon jenuh (atom karbon yang terhibridisasi sp3).
Contohnya :
5-Bromo-2,4-dimetilheptana
2-Bromo-4,5-dimetilheptana
KLASIFIKASI ALKIL HALIDA
Berdasarkan jumlah atom karbon yang terikat
pada atom karbon yang mengandung halogen.
1. Metil
halida (CH3X):
2. Alkil
halida primer (1o): Sebuah karbon yang terikat pada karbon C-X.
CH3CH2 – CH2X
3. Alkil halida sekunder (2o):
Dua karbon terikat pada karbon C-X.
CH3CH2 – CHX
|
CH3
4. Alkil halida tersier (3o):
Tiga karbon terikat pada karbon C-X.
CH3
|
H3C – C – X
|
CH3
STRUKTUR ALKIL HALIDA
Ikatan C-X (karbon-halogen) : overlap
antara orbital hibrid sp3C dengan orbital halogen à C mempunyai
geometri tetrahedral dengan sudut ikatan ±109o.
↓
Halogen lebih elektronegatif dibanding
karbon:
à Ikatan C – X akan terpolarisasi:
elektron ikatan ditarik lebih ke arah halogen (x) dibanding ke arah karbon (c)
à Karbon bermuatan positif parsial (d+) dan halogen
negatif parsial (d-)
d+ d-
C X
Karena atom karbon terpolarisasi positif,
maka alkil halida adalah suatu elektrofil.
ELEKTROFIL (= suka elektron) : yaitu suatu
reagen yang miskin elektron (electron-poor) dan dapat membentuk ikatan
dengan menerima sepasang elektron dari suatu reagen yang kaya elektron(elektron-rich-reagent).
REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK
dan REAKSI ELIMINASI
a.
Reaksi
Substitusi, yaitu reaksi yang atom, ion atau gugus dari suatu substrat digantikan oleh atom, ion, atau gugus lain
1). Substitusi Nukleofilik (SN) : Penggantian atom atau gugus atom dari suatu
molekul atau nukleofil.
Nukleofil: spesies yang mempunyai atom
dengan orbital terisi 2 elektron (pasangan elektron)
2). Substitusi Elektrofilik (SE)
Pada umumnya terjadi pada senyawa
aromatik, sedangkan pada alifatik sangat jarang secara umum persamaan reaksi
sbb:
R–Y + E+
R–E + Y+
Substrat Pereaksi Produk Leaving grup
Penyerang
1.
Reaksi Substitusi Nukleofilik (SN)
Suatu nukleofil
(Z:) menyerang alkil halida pada atom karbon hibrida-sp3 yang mengikat halogen
(X), menyebabkan terusirnya halogen oleh nukleofil. Halogen yang terusir
disebut gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasangan elektron bebas yang
digunakan untuk membentuk ikatan baru dengan karbon. Hal ini memungkinkan gugus
pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron yang tadinya sebagai elektron
ikatan. Ada dua persamaan umum yang dapat dituliskan:
Contoh masing-masing reaksi adalah:
2.
Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik
Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi
substitusi nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 adan SN1. Bagian SN
menunjukkan substitusi nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan
kemudian.
A. Reaksi SN2 Mekanisme SN2 adalah proses satu
tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Nukleofil
menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus
pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada saat
gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan
pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Notasi 2
menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat
terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi. Adapun ciri
reaksi SN2 adalah:
1. Karena
nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi, maka
kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
2. Reaksi
terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita mereaksikan
(R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida, akan diperoleh (S)-2-butanol.Ion
hidroksida menyerang dari belakang ikatan C-Br. Pada saat substitusi terjadi,
ketiga gugus yang terikat pada karbon sp3 kiral itu seolah-olah terdorong oleh
suatu bidang datar sehingga membalik. Karena dalam molekul ini OH mempunyai
perioritas yang sama dengan Br, tentu hasilnya adalah (S)-2-butanol. Jadi
reaksi SN2 memberikan hasil inversi.
3. Jika
substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat apabila
R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier.
Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan ini
adalah adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari
metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2
terjadi pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >>
tersier.
Gugus pergi
terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada
tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk
produk
Pada mekanisme
SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan sebab pada tahap
lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat. Tahap ini
sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
Berikut ini
adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
1. Kecapatan
reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentu kecepatan
reaksi adalah tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
2. Jika karbon
pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya
aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a gugus
yang terikat pada karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai
hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah
penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan kesempatan ini
masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi hasilnya adalah rasemit. Misalnya,
reaksi (S)-3-bromo-3-metilheksana dengan air menghasilkan alkohol rasemik.
Spesies
antaranya (intermediate species) adalah ion karbonium dengan geometrik planar
sehingga air mempunyai peluang menyerang dari dua sisi (depan dan belakang)
dengan peluang yang sama menghasilkan X yang melalui mekanisme SN1-adalah campuran rasemik Reaksi substrat R akan
berlangsung cepat jika R merupakan struktur tersier, dan lambat jika R adalah
struktur primer. Hal ini sesuai dengan urutan kestabilan ion karbonium, 3o >
2o >> 1o.
Tabel berikut
memuat ringkasan mengenai mekanisme substitusi dan mebandingkannya dengan
keadaan-keadaan lain, seperti keadan pelarut dan struktur nukleofil.Tabel1:
Perbandingan reaksi SN2 dengan SN1
Pada tahap
pertama dalam mekanisme SN1 adalah tahap pembentukan ion, sehingga mekanisme
ini dapat berlangsung lebih baik dalam pelarut polar. Jadi halida sekunder yang
dapat bereaksi melalui kedua mekanisme tersebut, kita dapat mengubah
mekanismenya dengan menyesuaikan kepolaran pelarutnya. Misalnya, mekanisme
reaksi halida sekunder dengan air (membentuk alkohol) dapat diubah dari SN2
menjadi SN1 dengan mengubah pelarutnya dari 95% aseton-5% air (relatif
tidak-polar) menjadi 50% aseton-50% air (lebih polar, dan pelarut peng-ion
yanglebih baik). Kekuatan nukleofil juga dapat mengubah mekanisme reaksi yang
dilalui oleh reaksi oleh reaksi SN. Jika nukleofilnya kuat maka mekanisme SN2
yang terjadi.
3.
Reaksi eliminasi,
yaitu pelepasan atom atau gugus atom.
Merupakan
reaksi samping pada reaksi substitusi, dikenal dengan eliminsi E1 dan E2.
a.
Mekanisme reaksi E1
Mekanisme
reaksi E1 merupakan alternatif dari mekanisme reaksi SN1. Karbokation dapat
memberikan sebuah proton kepada suatu basa dalam reaksi eliminasi. Mekanisme reaksi
E1 terdiri dari dua tahap. Perhatikan contoh berikut :
Tahap
1.
Tahap
1 reaksi E1 berjalan lambat.
Tahap
2.
Tahap
2 reaksi E1 berjalan cepat.
Mekanisme
reaksi E2
Reaksi
E2 menggunakan basa kuat seperti OHˉ, ORˉ, dan juga membutuhkan kalor. Dengan memanaskan
alkil halida dalam KOH, CH3CH2ONa.
Permasalahannya :
Bagaimana mengetahui apakah suatu nukleofil adalah kuat atau lemah?
Mohon bantuannya teman teman, terimakasih..
Kapan terjadinya reaksi substitusi dan eliminasi,, berikan contohnya??
BalasHapusReaksi substitusi merupakan reaksi yang melibatkan penggantian atom / gugus atom pada molekul dengan atom/gugus atom lainnya. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh). Suatu reaksi subtitusi terjadi bila sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Subtitusi dapat terjadi pada karbon jenuh maupun tidak jenuh.
HapusR – X + R’ – Y ---> R – Y + R’ – X
Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini bisa mudah diserang oleh anion dan spesi lain yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi subtitusi ion atau gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, atau gugus lain. Beberapa reaksi substitusi pada senyawa karbon:
Reaksi pembentukan haloalkana
Reaksi alkil halida dengan basa kuat
Reaksi alkohol dengan PCl3
Reaksi alkohol dengan logam Natrium
Reaksi klorinasi
Reaksi esterifikasi (pembentukan ester)
Reaksi saponifikasi (penyabunan)
Beberapa contoh reaksi substitusi pada senyawa karbon:
Reaksi pembentukan haloalkana: reaksi alkana dengan halogen
R - H + X2 --> R - X + H - X
Contoh: CH3 - H + Cl2 --> CH3 - Cl + HCl
Reaksi eliminasi merupakan reaksi peruraian suatu molekul menjadi molekul-molekul lain di mana salah satu molekul dikatakan tereliminasi. Reaksi eliminiasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap dari ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi). Beberapa atom dipisahkan dari sebuah molekol untuk membentuk ikatan ganda atau siklis. Kebanyakan reaksi eliminasi menyangkut kehilangan atom bukan karbon. Reaksi penggantian ikatan berubah dari ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap. Pada reaksi ini molekul senyawa yang berikatan tunggal (ikatan jenuh) berubah menjadi senyawa berikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dengan melepaskan molekul yang kecil.
Reaksi eliminasi H2 dari alkana menjadi alkena
CH3 - CH2 - CH3 --> CH3 - CH = CH2 + H2
Menagapa bisa terjadi reaksi subsitusi dan eliminasi?
BalasHapuskarena pada mulanya adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. ini teradi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan
HapusTolong anda jelaskan bagaimana proses terbentuknya ion karbonium ?
BalasHapusTerimakasih
Semua karbokasi (yang sebelumnya disebut ion karbonium) membawa satu muatan positif pada sebuah atom karbon. Disebut karbokation karena sebuah kation adalah sebuah ion positif, dan "karbo" menunjuk pada sebuah atom karbon. Akan tetapi, ada perbedaan penting dalam hal struktur berbagai jenis karbokasi. proses pada mulanya adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. ini teradi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan.
Hapus