Konsep hibridisasi digunakan untuk
menjelaskan bentuk geometri molekul. Bentuk molekul itu sendiri ditentukan
melalui percobaan atau mungkin diramalkan berdasarkan teori tolakan elektron
seperti bahasan di atas. Sebagai contoh, kita perhatikan molekul metana (CH4) mempunyai struktur tetrahedral
yang simetris. Masing-masing ikatan karbon hidrogen mempunyai jarak yang sama
yaitu 1,1 angstrom dan sudut antara setiap pasang elektron adalah 109,5°.
Karbon mempunyai nomor atom 6 sehingga konfigurasi elektronnya: 1s² 2s² 2p². Konfigurasi elektron atom karbon tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Bentuk hibridisasi CH4
adalah sp³ atau tetrahedron (bidang 4). Dalam atom karbon tersebut terdapat dua
orbital yang masing-masing mengandung sebuah elektron yaitu 2p¹x dan 2p¹y .
Bentuk suatu molekul dapat diketahui
melalui eksperimen, misalnya bentuk molekul CH4, BF3,
NH3,
dan H2O.
Pada molekul CH4 terdapat 4 pasang elektron terikat
dan tidak terdapat pasangan elektron bebas.
Pada molekul BF3 terdapat 3 pasang elektron terikat dan tidak terdapat pasangan elektron bebas.
Pada molekul NH3 terdapat 3 pasang elektron terikat dan 1 pasang elektron bebas.
Pada molekul H2O terdapat 2 pasang elektron terikat dan 2 pasang elektron bebas.
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dinyatakan bahwa molekul dipengaruhi oleh banyaknya pasangan elektron terikat dan banyaknya elektron bebas.
Bagaimanakah hibridisasi dalam
molekul yang memiliki pasangan elektron bebas pada atom pusatnya,
misalnya H2O dan NH3. Hal ini dapat dijelaskan
dengan orbital hibrida sp3 pada
atom pusatnya. Tinjau molekul H2O dengan atom O sebagai atom pusat:
Dua orbital ikatan dalam
molekul H2O dapat dipandang sebagai tumpang tindih orbital 1s dari
atom H dan satu orbital sp3 dari
atom O membentuk dua orbital ikatan sigma O–H. Bentuk struktur orbital
hibrida sp3 yang
terjadi dalam molekul H2O dapat diperhatikan pada Gambar 15.
Gambar
15. Struktur orbital hibrida sp3 pada atom oksigen
dalam H2O. Dua orbital ikatan O-H dibentuk melalui tumpang
tindih dua orbital sp3 dari atom O dan orbital 1s dari
atom H membentuk ikatan sigma terlokalisasi. Dua orbital sp3 lainnya
dihuni oleh dua pasang elektron bebas.
|
Terdapat delapan elektron valensi
dalam molekul H2O, enam dari atom O dan dua dari atom H. Empat elektron
valensi menghuni dua orbital ikatan sigma O–H. Empat elektron lainnya menghuni
dua orbital sp3 yang
tidak berikatan dan membentuk dua pasang elektron bebas pada atom oksigen.
Menurut teori domain elektron, sudut ikatan H–O–H dalam molekul H2O lebih kecil dari sudut tetrahedral murni sebab pasangan elektron bebas menolak lebih kuat terhadap pasangan elektron ikatan sehingga terjadi distorsi bentuk molekul dari tetrahedral murni. Jadi, jelas bahwa dalam molekul H2O terjadi hibridisasi sp3 ada atom oksigen.
Orbital hibrida sp3 dapat
dibentuk melalui kombinasi orbital s dan tiga orbital p. Orbital sp3 yang
dibentuk ekuivalen dalam ukuran maupun tingkat energinya. Akibatnya, keempat
orbital hibrida sp3 membentuk
tetrahedral yang simetris di sekitar atom pusat dan molekul yang dibentuk
melalui orbital hibrida sp3 memiliki
struktur tetrahedral. Orientasi orbital hibrida sp3 ditunjukkan
pada Gambar 13. berikut.
Gambar
13. Hibridisasi orbital 2s dan tiga orbital 2p membentuk orbital hibrida
sp3. Keempat orbital hibrida sp3 setara satu sama lain.
Hal ini mendorong geometri elektron pada atom pusat membentuk struktur
tetrahedral dengan sudut 109,5°.
|
Oleh karena keempat orbital setara
maka struktur yang terbentuk adalah tetrahedral. Masing-masing elektron valensi
dalam orbital hibrida sp3 tidak
berpasangan dengan spin sejajar (aturan Hund). Molekul CH4 dibentuk
melalui tumpang tindih orbital hibrida sp3 dari
atom C dan orbital 1s dari atom H membentuk empat orbital ikatan sigma
terlokalisasi. Bentuk molekul CH4 adalah tetrahedral, sama
seperti struktur orbital hibrida sp3 (lihat
Gambar 14).
Gambar
14. Empat orbital ikatan terlokalisasi dalam CH4 dibentuk
melalui tumpang tindih orbital hibrida sp3 pada atom C dan 1s dari atom H.
|
Sebagaimana diramalkan oleh teori
domain elektron, bentuk molekul CH4 tetrahedral dan
keempat ikatan C–H setara. Keempat orbital ikatan terlokalisasi dalam CH4 dibentuk
melalui tumpang tindih orbital sp3 dan
orbital 1s dari atom hidrogen.
N2
Dari hibridisasi di atas diketahui
bahwa orbital yang akan mengadakan tumpang tindih adalah orbital 2px,
2py, dan 2pz dari kedua atom N.
Tumpang tindih antara 2 orbital Px
memberikan ikatan sigma (karena muatan (+) pada masing masing orbital akan
saling bertumpang tindih/adu kepala)
Tumpang tindih antara 2 orbital Py
dan Pz akan memberikan ikatan phi (terjadi tumpang tindih lateral
sehingga terbentuk bidang simpul)
Jadi pada teori ini, kestabilan
ikatan kovalen dapat dijelaskan dengan terjadinya tumpang tindih “overlapping”
orbital-orbital atom. Dengan konsep hibridiasi pun dapat jelaskan bentuk
molekul yang diramalkan dalam teori VSEPR, namun disayangkan untuk kasus-kasus tertentu, semisal pada
senyawa CO2, pada teori ini senyawa tersebut akan bersifat
diamagnetic tetapi pada kenyataannya berdasarkan hasil percobaan, CO2
merupakan senyawa para magnetic akibat 2 pasang electron yang tidak berpasangan
(lonepair electron).
Menurut Linus Pauling, dalam kaitanya dengan pembentukan senyawa kompleks :
- Teori ini mengaitkan antara proses hibidisasi dan betuk struktur senyawa kompleks.
- Teori ini mengungkapkan ikatan dalam senyawa kompleks merupakan ikatan kovalen koordinasi hasil overlap antara orbital ligan yang berisi PEB dan ion logam pusat yang orbitalnya kosong, ion pusat menyediakan orbital kosong melalui proses hibridisasi.
- Dalam teori ini pembentukan semyawa kompleks dapat dipandang sebagai reaksi asam-basa lewis.

Tolong anda jelaskan tentang teori VSEPR
BalasHapusTeori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion: "tolakan pasangan kulit elektron valensi") adalah suatu model kimia yang digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron
Hapusassalamualaikum saudari azlina coba anda jelaskan mengenai Absennya peran orbital d??
BalasHapusNitrogen dengan tiga ikatan tunggal terdapat dalam senyawa NR3 yang mempunyai bentuk piramida segitiga. Terjadinya ikatan dapat diterangkan melalui orbital hibrida sp3 dengan pasangan e- non ikatan atau pasangan e- menyendiri menempati posisi salah satu dari keempat sudut struktur tetrahedron. Absennya peran orbital d
HapusDengan fluorin, nitrogen hanya membentuk trifluorida, NF3, sedangkan fosfor membentuk trifluorida PF3 dan pentafluorida PF5. teori hibridisasi menyarankan bahwa atom fosfor dalam PF5 mengalami hibridisasi sp3d, jadi melibatkan orbital 3d dalam membentuk ikatan P-F; atom nitrogen tidak mungkin menyediakan orbital d, dan oleh karena itu tidak mampu membentuk senyawa analog
Elktronegatifitas
elektronegatifitas nitrogen jauh lebih tinggi dibanding dengan anggota-anggota lainnya dalam golongannya. Akibatnya, sifat polaritas ikatan dalam senyawa nitrogen sering berlawanan dengan sifat polaritas ikatan dalam senyawa anggota lainnya.
Hai nurazlina, terimakasih atas informasinya ini sangat membantu
BalasHapusSemoga dapat bermanfaat untuk yang lainnya
Apa yang menbuat CH4 bentuk molekulnya tetrahedral??
BalasHapuskarena ada tolakan antar molekulnya
BalasHapus