Untuk
memahami orbital molekul kita harus paham mengenai ikatan kovalen. Pengertian Orbital
molekul adalah orbital-orbital dari dua atom yang saling tumpang tindih agar dapat
menghasilkan ikatan
kovalen.
“Ikatan kovalen yang digambarkan oleh teori
tolakan pasangan elektron kulit valensi (Valence Shell Electron-Pair
Repulsion-VSEPR), sangat signifikan dalam menjelaskan atau meramalkan struktur
geometri suatu molekul sekalipun tidak melibatkan aspek matematika.
Perkembangan teori orbital molekuler (Moleculer Orbital Theory-MOT) pada
mulanya dipelopori oleh Hund dan Mulliken. Seperti halnya pada senyawa-senyawa
sederhana, konsep orbital molekular juga dapat diterapkan pada senyawa kompleks. Namun dapat disederhanakan dengan hanya
mempertimbangkan orbital-orbital atomik yang benar-benar berperan dalam
pembentukan orbital molekuler (OM) yaitu orbital 3d, 4s, dan 4p bagi atom pusat
dari logam transisi seri pertama dan orbital s-p atau bentuk hibridisasinya
bagi atom donor dari ligan yang bersangkutan".
A.
Sifat gelombang
Sebelum membicarakan sifat gelombang, akan kita bahas mengenai
pengertian front gelombang atau muka gelombang dan sinar
gelombang. Apabila kita menggunakan keping getar, maka pada permukaan air
akan kita lihat garis lurus yang bergerak ke tepi dan jika kita menggunakan
bola sebagai penggetarnya, maka pada permukaan timbul lingkaran-lingkaran yang
bergerak ke tepi. Sekumpulan garis-garis atau lingkaran-lingkaran itu yang
dinamakan front gelombang atau muka gelombang. Jadi muka gelombang
didefinisikan sebagai tempat sekumpulan titik yang mempunyai fase yang sama
pada gelombang. Muka gelombang dapat berbentuk garis lurus atau lingkaran.
Gambar A.1.
Tempat kedudukkan titik
yang mempunyai fase yang sama mempunyai jarak 1λ, 2λ, 3λ …, dan seterusnya,
sehingga jarak antar front gelombang yang saling berdekatan sebesar 1λ
gambar diatas. Muka gelombang lurus seperti ditunjukkan dalam gambar A1. Setiap
gelombang merambat menurut arah tertentu. Arah rambatan gelombang disebut sinar gelombang.
Sinar gelombang arahnya selalu tegak lurus muka gelombang.
1. Pemantulan Gelombang (Refleksi)
Gambar A.2.
Untuk mengamati pemantulan
gelombang dapat dilakukan dengan menempatkan balok kaca atau logam pada tangki
riak sebagai penghalang gelombang yang mempunyai muka gelombang lurus. Sinar
gelombang tersebut akan dipantulkan pada saat mengenai dinding penghalang
tersebut. Dalam pemantulan gelombang tersebut berlaku hukum pemantulan
gelombang yaitu :
- sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang, dan
- gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang datar.
2.
Pembiasan Gelombang (Refraksi)
Gambar A.3.
Untuk mempelajari pembiasan
gelombang dapat dilakukan dengan menempatkan balok kaca/logam pada tangki riak
yang seluruhnya berada di dalam air, sehingga akan membedakan kedalaman
permukaan air dalam tangki riak. Hal ini untuk menggambarkan adanya dua medium
rambatan gelombang, permukaan dalam menggambarkan medium yang rapat dan
permukaan air yang dangkal menggambarkan medium yang kurang rapat. Sinar
gelombang yang melewati bidang batas antara kedalaman air terlihat
dibelokkan/dibiaskan di mana front gelombangnya menjadi lebih rapat. Hal ini
menunjukkan adanya perubahan panjang gelombang, akan tetapi frekuensinya tetap
yaitu sama dengan frekuensi sumber getarnya. Dalam pembiasan gelombang berlaku
hukum pembiasan yang menyatakan :
“Perbandingan sinus sudut
datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap”
Secara umum sering
dituliskan :
dengan :
i =
sudut datang gelombang (derajat atau radian)
r = sudut bias gelombang (derajat atau radian)
λ1 = panjang gelombang pada medium 1 (m)
λ2 = panjang gelombang pada medium 2 (m)
v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s)
v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s)
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
n2.1 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
r = sudut bias gelombang (derajat atau radian)
λ1 = panjang gelombang pada medium 1 (m)
λ2 = panjang gelombang pada medium 2 (m)
v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s)
v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s)
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
n2.1 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
Untuk menunjukkan gejala interferensi gelombang
dapat dipergunakan dua sumber getar berbentuk bola atau sumber getar berupa
keping/plat yang diberi dua lubang/celah di mana celah tersebut dapat dianggap
sebagai sumber getaran (gelombang). Untuk mengamati gejala interferensi gelombang
agar teramati dengan jelas, maka kedua gelombang yang berinterferensi tersebut
harus merupakan dua gelombang yang koheren. Dua gelombang disebut koheren
apabila kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama
serta memiliki selisih fase yang tetap/konstan.
Gambar A.4.
Ada dua sifat hasil interferensi gelombang, yaitu interferensi
bersifat konstruktif dan destruktif. Interferensi bersifat konstruktif artinya
saling memperkuat, yaitu saat kedua gelombang bertemu (berinterferensi)
memiliki fase yang sama. Sedang interferensi bersifat destruktif atau saling
melemahkan jika kedua gelombang bertemu dalam fase yang berlawanan.Gambar
diatas menunjukkan pola interferensi yang ditunjukkan tangki riak, di mana
garis tebal/tidak terputus adalah hasil interferensi yang bersifat konstruktif,
sedangkan garis putusputus menunjukkan interferensi yang bersifat destruktif.
4. Difraksi Gelombang
Gambar A.5.
Untuk menunjukkan adanya difraksi gelombang
dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang pada tangki riak dengan penghalang
yang mempunyai celah, yang lebar celahnya dapat diatur. Difraksi gelombang
adalah peristiwa pembelokan/penyebaran (lenturan) gelombang jika gelombang
tersebut melalui celah. Gejala difraksi akan semakin tampak jelas apabila lebar
celah semakin sempit. Dengan sifat inilah ruangan dalam rumah kita menjadi
terang pada siang hari dikarenakan ada lubang kecil pada genting. Serta suara
alunan musik dari tape recorder dapat sampai ke ruangan lain, meskipun kamar
tempat tape tersebut pintunya tertutup rapat.
B.
Orbital ikatan dan anti ikatan
Menurut teori orbital molekul, orbital
molekul dihasilkan dari interaksi antara dua atau lebih orbital atom.
Terjadinya tumpang tidih suatu orbital mengarah pada pembentukan dua orbital
atom : satu orbital molekul ikatan dan satu orbital molekul antiikatan.
Orbital molekul ikatan (bonding molecular orbital) memiliki energi yang lebih
rendah dan kestabilan yang lebih besar dibandingkan dengan orbital atom
pembentuknya. Orbital molekul antiikatan (antibonding molecular orbital)
memiliki energi yang lebih tinggi dan kestabilan yang lebih rendah dibandingkan
dengan orbital-orbital atom pembentuknya.
Teori orbital molekul (OM) menggambarkan
ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari
interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait
dengan molekul secara keseluruhan (lischer, 2009). Konstruksi orbital
molekul dari orbital atom, ibagian dalam pembentukan molekul. Separuh dari
orbital molekul mempunyai energi yang lebih besar daripada energi orbital atom.
Orbital yang dibentuk yaitu orbital molekul pengikatan (bonding) dan orbital
molekul antiikatan (anti bonding). Elektron yang tidak mengambil bagian dalam
pengikatan disebut elektron tidak berikatan (nonbonding) dan mempunyai energy
yang sama dengan energy yang dimiliki atom-atom yang terpisah. Energi –energi
relatif dari setiap jenis orbital secara umum terlihat pada gambar 2 berikut
ini (Dogra, 1990):
Orbital atom yang mengambil bagian dalam
pembentukan orbital molekul harus memenuhi persyaratan sebgai berikut:
1. Orbital atom yang
membentuk orbital molekulm harus mempunyai energi yang dapat dibandingkan.
2. Fungsi gelombang dari
masing-masing orbital atom harus bertumpang tindih dalam ruangan sebanyak
mungkin..
3. Fungsi gelombang orbital
atom harus mempunyai simetri yang relatif sama dengan sumbu molekul.
Yang paling umum membentuk orbital molekul
adalah σ (sigma) dan orbital π (pi). Orbital sigma simetris disekitar sumbu
antarnuklir. Penampang tegak lurus terhadap sumbu nuklir (biasanya sumbu x)
memberikan suatu bentuk elips. Ini terbentuk dari orbital s maupun dari p dan
orbital d yang mempunyai telinga sepanjang sumbu antar nuklir. Orbital π
terbentuk ketika orbital p pada setiap atom mengarah tegak lurus terhadap sumbu
antarnuklir. Daerah tumpang tindih ada di atas dan di bawah sumbu ikatan (lihat
gambar 3).
Gambar B2. Bentuk orbital molekul yang
terbentuk dari orbital atom
C. Orbital hibrida karbon
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital
atom membentuk orbital hibrid yang baru
yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep
orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital
molekul dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan
dari teori ikatan valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan
dengan teori VSEPR, teori ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya
sama sekali dengan teori VSEPR.
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari
sudut pandang sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara
tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki
orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen.
Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2
2px1 2py1 atau lebih
mudah dilihat:
(Perhatikan bahwa orbital 1s
memiliki energi lebih rendah dari orbital 2s, dan orbital 2s
berenergi sedikit lebih rendah dari orbital-orbital 2p)
Teori ikatan valensi memprediksikan, berdasarkan pada keberadaan
dua orbital p yang terisi setengah, bahwa C akan membentuk dua ikatan kovalen,
yaitu CH2. Namun, metilena adalah
molekul yang sangat reaktif (lihat pula: karbena), sehingga teori ikatan valensi saja
tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4.
Lebih lanjut lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak
bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4. Walaupun eksitasi elektron
2s ke orbital 2p secara teori mengizinkan empat ikatan dan sesuai
dengan teori ikatan valensi (adalah benar untuk O2), hal ini berarti
akan ada beberapa ikatan CH4 yang memiliki energi ikat yang berbeda
oleh karena perbedaan aras tumpang tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan
salah secara eksperimen, setiap hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan
dari karbon dengan energi yang sama.
Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini,
maka teori hibridisasi digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari
satu (atau lebih) electron.
Proton
yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi
karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p.
Hal ini meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi
dengan meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi
matematika yang baru yang dikenal sebagai orbital hibrid. Dalam kasus atom
karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2s (orbital inti
hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan) "bergabung" dengan tiga
orbital 2p membentuk hibrid
sp3
(dibaca s-p-tiga) menjadi
Pada CH4, empat orbital hibrid sp3
bertumpang tindih dengan orbital 1s hidrogen,
menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki panjang dan kuat ikat yang
sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.
Sebuah pandangan alternatifnya adalah dengan memandang
karbon sebagai anion C4−. Dalam kasus ini, semua orbital karbon
terisi:
Jika kita menrekombinasi
orbital-orbital ini dengan orbital-s
4 hidrogen (4 proton, H+) dan mengijinkan pemisahan maksimum antara
4 hidrogen (yakni tetrahedal), maka kita bisa melihat bahwa pada setiap
orientasi orbital-orbital p,
sebuah hidrogen tunggal akan bertumpang tindih sebesar 25% dengan orbital-s C dan 75% dengan tiga orbital-p C. HaL ini sama dengan persentase
relatif antara s dan p dari orbital hibrid sp3 (25% s
dan 75% p).
Menurut teori hibridisasi orbital, elektron-elektron
valensi metana seharusnya memiliki tingkat energi yang sama, namun spektrum
fotoelekronnya
menunjukkan bahwa terdapat dua pita, satu pada 12,7 eV (satu
pasangan elektron) dan saty pada 23 eV (tiga pasangan elektron). Ketidakkonsistenan
ini dapat dijelaskan apabila kita menganggap adanya penggabungan orbital
tambahan yang terjadi ketika orbital-orbital sp3 bergabung
dengan 4 orbital hidrogen.
assalamualaikum
BalasHapussaya mau bertanya :
bila menulis struktur resonansi, inti-inti atom sebuah molekul tidak bertukar posisi, hanya elektron yg terdelokalisasi. sebutkan cara yang dapat menyebabkan terjadinya pergeseran pada suatu struktur resonansi beserta contohnya. terima kasih :)
waalaikum salam ..
Hapussecara umum resonansi merupakan peristiwa ikut bergetarnya sebuah benda disebabkan getaran dari benda lain yang mempunyai frekuensi yang sama atau mempunyai frekuensi dengan nilai yang merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi benda tersebut.
Pergeseran dapat terjadi dengan cara :
1. Dari suatu ikatan phi ke sebuah atom disebelahnya
2. Dari suatu ikatan phi ke posisi ikatan sebelahnya
3. Dari suatu atom ke posisi ikatan sebelahnya
contohnya benzana.
Benzena merupakan sikloheksena yaitu senyawa siklik yang memiliki ikatan rangkap dua aromatik dengan rumus struktur C6H12. Benzena dilambangkan dalam dua bentuk, yang pertama adalah struktur Kekulé dan yang lainnya adalah heksagon dengan lingkaran di dalamnya untuk menggambarkan adanya resonansi ikatan ʋ atau distribusi elektron yang tersebar merata didalam cincin benzena.
Apakah teori dalam artikel ini mngnai gelombang dpat digunakan dlm khdpn sehari hari?
BalasHapussaya ingin bertanya mengapa atom karbon lebih membentuk senyawa dengan orbital hibrida dari pada dengan orbital atom yang tak berhibridisasi? Terimakasih
BalasHapus