Kimia
Organik berawal ketika Antoine Laurent Lavoisier menunjukkan bagaimana komposisi
kimia dapat ditentukan dengan mengidentifikasi dan mengukur jumlah air, karbon
dioksida, dan bahan lainnya yang dihasilkan ketika berbagai zat dibakar di
udara. Analisis proses pembakaran yang dilakukan terhadap zat yang berasal dari
sumber-sumber alam menyimpulkan bahwa zat tersebut mengandung karbon, dan
akhirnya definisi baru dari kimia organik muncul: kimia organik adalah
studi dari senyawa karbon. ini adalah definisi yang digunakan sampai sekarang.
1.
STRUKTUR ELEKTRON DARI ATOM
Sebelum mulai mempelajari kimia organic lebih jauh, mari
kita mengulas kembali beberapa
pengertian umum tentang atom dan ikatan. Atom terdiri dari nukleus dengan
muatan positif yang dikelilingi muatan negtif dari elektron pada jarak yang
relatif jauh. Nukleus terdiri atas partikel subatomik yang disebut neutron,
bermuatan netral, dan proton, bermuatan positif. Meskipun memiliki diameter
yang sangat kecil – sekitar 10-14
hingga 10-15 meter (m) – nukleus berperan penting terhadap semua
massa dari atom. Elektron memiliki massa yang dapat diabaikan dan mengelilingi
nukleus pada jarak sekitar 10-10 m. Dengan demikian, diameter dari
suatu atom kira-kira 2 x 10-10 m atau 200 picometers (pm).
Unsur-unsur yang paling penting bagi ahli kimia organic
adalah karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen. Keempat unsur ini ada di kedua
periode pertama dari susunan---dan elektronnya terdapat dalam dua kulit
electron yang terdekat dengan ke inti. Alhasil,---mengenai struktur electron
dari atom akan di pusatkan terutama pada unsure-unsur dengan electron yang
hanya ada dalam dua kulit electron ini.
a. Orbital Atom
Orbital
atom
adalah sebuah fungsi matematika yang
menggambarkan perilaku sebuah elektron ataupun sepasang elektron bak-gelombang
dalam sebuah atom. Istilah orbital atom dapat pula secara langsung merujuk pada
daerah tertentu pada sekitar atom yang ditentukan oleh fungsi matematis
kebermungkinan penemuan elektron. Secara spesifik, orbital atom menyatakan keadaan-keadaan
kuantum yang mungkin dari suatu elektron dalam sekumpulan elektron
di sekeliling atom.
Orbital atom dan orbital
molekul elektron. Orbital-orbital pada gambar di atas disusun seiring
dengan meningkatnya energi. Perhatikan bahwa orbit atom adalah fungsi dari
tiga variabel (dua variabel sudut, dan satu variabel jari-jari r). Penggambaran
di atas adalah sesuai dengan komponen sudut orbital, namun tidaklah sepenuhnya
dapat mewakili keseluruhan bentuk orbital yang ada.
b.
Penulisan
orbital
Dalam penulisan konfigurasi elektron dan diagram orbital
perlu berlandaskan pada tiga prinsip utama yaitu :
·
Azas
Aufbau menyatakan bahwa :“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang
berenergi paling rendah dilanjutkan pada subkulit yang lebih tinggi energinya”.
·
Aturan Hund mengemukakan aturan pengisian elektron pada orbital yaitu :
“orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh
satu elektron arah (spin) yang sama dahulu kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital
secara urut dengan arah (spin) berlawanan atau dengan kata lain dalam subkulit
yang sama semua orbital masing-masing terisi satu elektron terlebih dengan arah
panah yang sama kemudian sisa elektronnya baru diisikan sebagai elektron pasangannya
dengan arah panah sebaliknya”.
·
Aturan Penuh Setengah Penuh. Aturan ini menyatakan bahwa : “suatu
elektron mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk
susunan elektron yang lebih stabil.....untuk konfigurasi elektron yang
berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh setengah penuh.
2. JARI-JARI
ATOM DAN KEELOKTRONEGATIFAN
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom
ke orbital elektron terluar
yang stabil dalam suatu atom dalam keadaan setimbang.
Biasanya jarak tersebut diukur dalam satuan
pikometer
atau angstrom.
Dikarenakan elektron-elektron
senantiasa bergerak, maka untuk mengukur jarak dari inti atom kepadanya amatlah
sulit. Untuk itu digunakan beberapa cara yang lebih akurat seperti dijelaskan
pada bagian selanjutnya.
Terdapat beberapa jenis jari-jari atom yang digunakan untuk
menyatakan jarak dari inti atom ke lintasan stabil terluar dari elektronnya, di
antaranya adalah jari-jari kovalen, jari-jari logam dan jari-jari van der Waals. Ketiganya dipilih
disebabkan oleh perbedaan dari sifat-sifat elemen yang akan diukur.
Jari-jari
atom yang dihitung
Tabel
berikut menunjukkan jari-jari atom yang dihitung dari model teoretis, yang
diterbitkan oleh Enrico Clementi pada tahun
1967. The values are in picometres (pm).
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk
bermuatan negatif atau untuk menangkap elektron dari atom lain. Besarnya
keelektronegatifan dapat diukur dengan menggunakan skala Pauling. Harga skala
Pauling berkisar antara 0,7 – 4,0.
Skala Pauling adalah skala yang dikenalkan pertama
sekali tahun 1932, dan merupakan skala yang paling sering digunakan dalam
pengukuran elektronegativitas suatu unsur. Fluor (unsur yang paling
elektronegatif) diberikan skala Pauling dengan harga 4.0, dan harganya menurun
sampai cesium dan fransium yang setidaknya hanya memiliki elektronegatifitas
pada skala 0.7
Unsur-unsur dalam periode yang sama dari kiri ke kanan,
muatan inti atom makin bertambah sehingga gaya tarik inti ke elektron terluar
bertambah. Akibatnya, jari-jari atom makin kecil, energi ionisasi makin besar,
afinitas elektron makin besar (makin negatif), dan kecenderungan untuk menarik
elektron makin besar.
3.
PANJANG IKATAN DAN SUDUT IKATAN
Benzen
Sudut120derajat
C6H12
Sudut109,471derajat
C6 pada C yang berikatan biasa bentuknya berbeda dengan bentuk C yang saling berikatan pada benzen.
Panjang ikatan rangkap tiga (C dengan C) : 1,2
Panjang ikatan rangkap dua (C dengan C): 1,34
Panjang ikatan tunggal (C dengan C): 1,52
Panjang iktan antara C dengan H : 1,08
Dari data panjang ikatan diatas, dapat disimpulkan panjang ikatan rangkap tiga lebih pendek bila dibandingkan dengan ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal, ikatan rangkap dua lebih pendek dari ikatan tunggal. Dan ikatan C dengan H lebih pendek dari ikatan tunggal antara C dengan C.
Panjang dan kekuatan suatu ikatan tergantung dari hibridisasi dari atom yang saling berikatan. Semakin besar karakter s dalam orbital yang digunakan atom-atom untuk membentuk ikatan, semakin pendek dan kuat ikatan tersebut.
4. ENERGY
DISOSIASI
Energi disosiasi ikatan
terkadang disebut sebagai entalpi disosiasi ikatan (atau entalpi
ikatan), namun istilah ini mungkin tidak sepenuhnya setara. Entalpi
disosiasi ikatan biasanya merujuk pada entalpi reaksi di atas pada 298 K
(kondisi standar) dan bukan pada 0 K, serta berbeda
dengan D0 sekitar 1.5 kkal/mol (6 kJ/mol) dalam hal satu
ikatan pada hidrogen dalam suatu molekul organik besar. Namun demikian, istilah
energi disosiasi ikatan dan simbol D0 telah digunakan
untuk entalpi reaksi pada 298 K pula.
Energi disosiasi ikatan
berbeda dari energi
ikatan. Sementara energi disosiasi ikatan adalah energi dari satu
ikatan kimia, energi ikatan adalah rata-rata semua energi ikatan dari seluruh
ikatan dalam molekul.
Misalnya, disosiasi ikatan HO–H dari molekul air (H2O)
membutuhkan 493.4 kJ/mol. Disosiasi radikal hidroksil yang tersisa
memerlukan 424.4 kJ/mol. Energi ikatan pada ikatan kovalen O–H dalam air dikatakan
sebesar 458.9 kJ/mol, rata-rata dari nilai tersebut.
Dengan cara yang sama untuk
menghilangkan atom hidrogen berturut-turut dari metana maka energi disosiasi
ikatannya adalah 104 kkal/mol (435 kJ/mol) untuk D(CH3–H),
106 kkal/mol (444 kJ/mol) untuk D(CH2–H),
106 kkal/mol (444 kJ/mol) untuk D(CH–H) dan terakhir
81 kkal/mol (339 kJ/mol) untuk D(C–H). Energi ikatan, maka,
adalah sebesar 99 kkal/mol atau 414 kJ/mol (rerata energi disosiasi
ikatan). Tak satu pun dari energi disosiasi ikatan individu yang sama dengan
energi ikatan 99 kkal/mol.
Mengikuti disosiasi, jika
ikatan baru dari energi disosiasi ikatan yang besar terbentuk, produk ini
memiliki entalpi lebih rendah, terdapat kehilangan energi, dan karenanya proses
secara keseluruhan bersifat eksotermik.
Secara khusus, konversi ikatan rangkap dua yang lemah dalam O2
menjadi ikatan yang lebih kuat dalam CO2 dan H2O membuat pembakaran bersifat
eksotermik.
5. KONSEP
ASAM DAN BASA DALAM KIMIA ORGANIC
Asam organik dicirikan oleh adanya atom hydrogen yang terpolarisasi positif. Terdapat dua macam asam organik, yang pertama
adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom oksigen, seperti pada metil
alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom karbon tersebut
berikatan langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton.
Asam organik merupakan asam lemah
karena ionisasi sangat tidak lengkap. Pada suatu waktu sebagian besar dari asam
berada di larutan sebagai molekul yang tidak terionisasi. Sebagai contoh pada
kasus asam asam etanoik, larutan mengandung 99% molekul asam etanoik dan hanya
1 persen yang benar benar terionisasi. Posisi dari kesetimbangan jadi bergeser
ke arah kiri.
Basa organik dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan elektron bebas
yang dapat mengikat proton. Senyawa-senyawa yang mengandung atom nitrogen
adalah salah satu contoh basa organik, tetapi senyawa yang mengandung
oksigen dapat pula bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang
cukup kuat. Perlu dicatat bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat
bertindak sebagai asam maupun basa, tergantung lingkungannya. Misalnya
aseton dan metil alkohol dapat bertindak sebagai asam ketika menyumbangkan
proton, tetapi sebagai basa ketika atom oksigennya menerima proton.
Permasalahan :
Apa yang menyebabkan energi ionisasi dan afinitas sukar untuk menerima dan melepaskan elektron?
Permasalahan :
Apa yang menyebabkan energi ionisasi dan afinitas sukar untuk menerima dan melepaskan elektron?

Dari artikel anda d jlskn "
BalasHapusEnergi disosiasi ikatan berbeda dari energi ikatan". .. Apakah yg membedakan dri kdua hal itu?
Energi ikatan (Bahasa Inggris: bond energy) merupakan perubahan entalpi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan tertentu dalam satu mol molekul gas" Semakin tinggi tingkat energi ikatan maka semakin sulit pula ikatan tersebut untuk dilepaskan karena dibutuhkan lebih banyak energi yang diperlukan untuk melepaskannya.
HapusEnergi disosiasi ikatan (BDE atau D0) adalah ukuran kekuatan dari suatu ikatan kimia. Hal ini dapat didefinisikan sebagai perubahan entalpi standar ketika suatu ikatan terbelah secara homolisis, dengan reaktan dan produk reaksi homolisis pada 0 K (nol absolut).
Dalam artikel anda tertulis bahwa terdapat tiga jari2 atom, apa yang membedakan ketiga jari2 tersebut
BalasHapus